Jumat, 25 Maret 2011

Ilmu pengetahuan dan perkembangannya

Pendahuluan
Ilmu Pengetahuan sebagai dasar eksistensi manusia yang menjadi kekuatan dalam perjalanan hidup, ilmu pengetahuan juga sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia atas sifat bawaan atau fitrah mereka yang selalu ingin tahu tentang segala hal yang berhubungan dengan keberlangsungan hidup mereka, dan keingin tahuan itu akan selalu ada sampai mereka merasa puas namun kepuasan itu sendiri tidak terukur, dan dari hasil kengin tahuanlah manusia banyak menemukan ide-ide dan menghasilkan terobosan-terobosan dalam mempermudah suplay kebutuhan hidup dan kehidupan manusia.
Adapun muatan dalam ilmu pengetahuan terdapat informasi-informasi penting sebagai bahan dalam sirkulasi berpikir seseorang yang haus akan pengembangan hidup dan meningkatkan daya kreatifitas dan skill untuk selalu berkembang seiring dengan tuntutan zaman yang terus bergerak progresif menatap dunia.
Seiring dengan pergeseran masa dan zaman ilmu pengetahuan manusiapun terus berkembang sehingga banyak menghasilkan kreatifitas dan penemuan-penemuan baru, yang semuanya diharapkan bisa membantu dan mempermudah manusia itu sendiri.

Definisi Ilmu pengetahuan
Pada dasarnya kata Ilmu berasal dari bahasa Arab, yang dasar katanya adalah: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti mengetahui, memahami dan mengerti. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Science, dalam bahasa Latin ia dikenal dengan kata Scientia (pengetahuan) atau Scire (tmengetahui). Sedangkan dalam bahasa Yunani dikenal dengan Episteme (pengetahuan).
Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998) menurut Mohammad Hatta, ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya, baik menurut kedudukannya (apabila dilihat dari luar), maupun menurut hubungannya (jika dilihat dari dalam), dan menurut Harsojo (Guru Besar Antropolog, Universitas Pajajaran) ilmu dapat dimaknai sebagai akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan yaitu Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris.Ilmu dapat diamati panca indera manusia Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada para ahlinya untuk menyatakan -suatu proposisi dalam bentuk: "jika,...maka..." dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu dan pengetahuan adalah satu kesatuan karena ilmu adalah pengetahuan itu sendiri.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun metodis, sistematis dan koheren (“bertalian”) tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan (realitas), dan yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut.
Semakin ilmu pengetahuan menggali dan menekuni hal-hal yang khusus dari kenyataan (realitas), makin nyatalah tuntutan untuk mencari tahu tentang seluruh kenyataan (realitas)
Berbicara tentang definisi pengetahuan, disebutkan dalam Encyclopedia of Philosophy: pengetahuan didefinisikan sebagai kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Dan menurut Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan mengetahui, dan mengetahui itu hasil kenal, sadar, insaf, mengerti, benar dan pandai. Juga pengetahuan dapat diartikan sebagai hasil kegiatan keingin tahuan manusia tentang apa saja melalui cara-cara dan dengan alat-alat tertentu .
Pengetahuan (knowledge) merupakan terminologi generik yang mencakup seluruh hal yang diketahui manusia. Dengan demikian pengetahuan adalah kemampuan manusia seperti perasaan, pikiran, pengalaman, pengamatan, dan intuisi yang mampu menangkap alam dan kehidupannya serta mengabstraksikannya untuk mencapai suatu tujuan dan pengetahuanpun bermacam-macam jenis dan sifatnya, ada yang langsung, berubah-ubah, subyektif dan khusus, dan ada juga yang tidak langsung, obyektiif dan umum, adapula pengetahuan yang benar dan yang salah, ini semua tergantung pada cara dan alat pencapaian pengetahuan itusendiri.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan sejalan dengan sejarah kehidupan manusia yaitu sejak zaman purba hingga sekarang.
A. Zaman Purba. zaman ini terbagi menjadi dua yaitu:
Pertama: Masa Prasejarah yang mencakup kurun waktu kurang lebih empat juta tahun sampai kira-kira dua puluh ribu atau sepuluh ribu tahan sebelum masehi, masa ini dikatakan sebagai masa prasejarah karena segala sesuatu yang diketahui pada masa ini merupakan hasil kesimpulan para ahli yang meneliti peninggalan-peninggalannya, seperti alat-alat dari batu dan tulang, gambar dalam gua dan fosil-fosil.
Walaupun pada masa ini yang berkembang bukan pengetahuan ilmiah tetapi dari masa ini dapat memberikan informasi bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan yang nantinya dapat memberikan pemahaman terhadap proses perkembangan belajar manusia dari masa ke masa.
Kedua: Masa Sejarah, masa ini meliputi kurun waktu kurang lebih lima belas ribu sampai enam ratus tahun sebelum masehi, disebut sebagai masa sejarah karena pengetahuan mengenai masa ini diperoeh dari tulisan-tulisan yang dibuat pada masa ini.
Pada masa ini pengetahuan manusia sudah mengalami peningkatan dari masa sebelumnya, contoh pengebangan kemampuan membaca, menulis dan berhitung, yang peningkatan ini berperan aktif dalam pengembangan kebudayaan dan berdirinya kerajaan-kerajaan seperti, mesir(afrika), sumaria, babilonia, niniveh(asia tengah), tiongkok(asia timur), maya dan inca(amerika tengah).
Dari pengetahuan menbaca dan menulis ini pencatatan informasi, pengumpulan data secara sistematis dan akumulasi pengetahuan dan pengalaman mulai teratur, dan salah satu aplikasi dari pencatatan sistematis dan pengupulan data adalah dikembangkanya penemuan-penemuan baru, seperti peta perbitangan dengan konstelasinya yang menjadi cikal bakal zodiak, juga ditemukannya siklus mingguan, bulanan dan siklus matahari yang mendasari ditemukannya kalinder.
Namun semua pencapaian pengetahuan zaman purba masih secara alamiah, tampa disengaja dan disadari tapi ini semua tetap dikatakan sebagai perkembanan pengetahuan dan menunjukkan bahwa manusia purba masih berada pada tingkat intelek untuk menerima peristiwa sebagaimana adanya tampa melakulan pendalaman ilmiah lebih lanjut, dan tidak salah bila dikatakan bahwa “pintar” pada masa purba adalah sikap mental dan penalaran yang reseptif dan ampiris.

B. Zaman Penalaran
Zaman ini meliputi kurun wantu antara enam ratus tahun SM. Sampai kurang lebih tahun dua ratus M, pada kurn waktu ini kebudayaan yunani memberikan corak baru pada ilmu pengetahuan yaitu memiliki penalaran yang tidak mau menerima peristiwa dan pengalaman begitu saja secara pasif-reseptif, tapi terus mencari sampai pada akar dari semua fenmena yang beragam di alam ini .
Pada masa ini banyak melahirkan para filosof dengan daya nalar dan berpikir yang mendalam, dan dari merekalah pemahaman tentang filsafat banyak diperoleh dan merekapulah yang menjadi sumber rujukan dalam filsafat contoh: Thales (640an-546 SM) dia disebut sebagai bapak filsafat dan bapak penalaran deduktuf dan merupakan ilmuan pertama di dunia dan ahli matematika yang pertama di yunani, Pythagoras (572-497 SM) seorang ahli matematika yunani kono dan pendiri madhab filsafat Pythagoreanisme yang mengajarkan bahwa bilangan merupakan subtansi dari semua benda, Plato (428-348 SM) seorang filsuf besar yunani kono yang mengambangkan filsafat spekulatif mengenai dunia ide yang sempurna dan abadi yang menurutnya filsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulatif terhadap pandangan kebenaran yang meneluruh, Aristoteles (382-322 SM) yaitu seorang filsuf besar yunani kuno yang menjadi pelopor logika dan ia juga seorang ilmuan yang menelaan biologi, psikologi dan ilmu politik, yang diaku sebagai filsuf ilmu yang pertama , dan lain sebagainya.


C. Abad Pertengahan
Masa ini menurut para penulis pada umumnya, meliputi kurun waktu seblum tahun lima ratus masehi sampai beberapa tahun setelah tahun seribu lima ratus masehi, ini berpatokan pada beberapa kejadian penting di Eropa, baik dalam bidang politik seperti perubahan daerah kekuasaan negara-negara, maupun dalam bidang sosial budaya seperti penemuan alat cetak.
Adapun pengaruh Arab berlangsung pada tahun tiga ratus masehi sampai kurang lebih tahun seribu empat ratus masehi, pada masa ini karya-karya orang yunani banyak diterjemahkan kedalam bahasa Arab, setelah tahun seribu tiga ratus ia dipelajari dan diterjemahkan oleh orang-orang Eropa, pengamatannya diperluas dan dipertajam, baik daalam ilmu pasti, astrlam ilmu pasti, astronomi, fisika, kedokteran, biologi, farmasi dan kimia.
Dan dari abad inilah awal dari zaman modern dengan perkembangan ilmu pengatahuannya yang sangat pesat.


D. Zaman Modern
Proyek perkembangan ilmu pengetehuan di mulai di benua Eropa kira-kira pada permulaan abad 14, yang pada umumnya disinyalir atas tiga sumber
Pertama: hubungan antara kerajaan Arab di Spanyol dengan Prancis, yang para ilmuan Prancis dapat dengan mudah melintasi perbatasan untuk belajar di Spanyol, dan setelah kembali mereka mereka menyebarkan pengetahuannya.
Kedua: perang salib yang berlangsung sampai enam kali ,yang terjadi antara tahun 1100 dan 1300, dan ini menguntungkan bagi Eropa yang banyak mengadopsi pengetahuan-pengetahuan Arab dan menjadi salah satu sumber perkembangan ilmu, filsafat, kebudayaan dan pengetahuan-pengetahua yang lain di Eropa.
Ketiga: pada tahun 1453 Constantinopel jatuh ke tangan bangsa turki dan kemudian diganti dengan nama Istambul, kejatuahan ini menyebabkan mengungsinya para ilmuan dan pendeta ke beberapa negara eropa dengan membawa karya-karya pengetahuan yang masih dalam bahasa aslinya yaitu yunani .
Dari beberapa pengaruh diatas Eropa mulai menciptakan ide-ide kreatif, revolusioner dan inofatif baik dalam menyikapi fenomena alam maupun melakukan penalaran ilmiah, dan Eropa kini menjadi simbol kekuatan ilmiah walaupun tidak dapat dipunggikiri bahwa Arab mempunyai andil besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan Eropa dan dunia dari dulu sampai hari ini walupun sekarang Arab dipandang sebelah mata dan seolah-olah tidak pernah menyumbangkan kontribusi apapun.

Pentingnya Ilmu Pengetahuan
Pada dasarnya menuntut ilmu adalah suatu keharusan dan ini sejalan dengan perintah agama bahkan misalnya agama tidak menginggung tentang pengetahuan, menuntut ilmu tetap menjadi keharusan, karena pengetahuan merupakan kebutuhan akal yang selalu ingin tahu, dan Allah telah memberikan akal kepada manusia yang ini merupakan salah satu senjata dan kekuatan manusia dan dengan penalaran akal inilah manusia dapat meciptakan alat-alat modern yang hebat dan dapat kita rasakan saat ini, Bahkan Pythagoras berkata pada muridnya yang males belajar “ wahai anak muda, kalau engkau tidak sabar atas jerih payahnya menuntut ilmu maka bersabarlah atas pahitnya kebodohan, ini menunjukkan bahwa pengetahuan adalah suatu kebutuhan bagi manusia itu sendiri, kedua terkait dengan tujuan manusia dalam mempunyai pengetahuan yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup
2. Mengembangkan arti kehidupan
3. Mempertahankan kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri.
4. Mencapai tujuan hidup
Dalam Islam persoalan mengenai ilmu pengetahuan banyak ditemukan dalam Alquran ayat yang nenyinggung tentang anjuran berfikir dan lain sebagainya dan kalau kita lihat ayat yang pertama kali diturunkan adalah “Iqra’ (bacalah)” ini menunjukkan agama Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
Imam Ahmad yang merupakan salah satu imam besar Islam khususnya dalam bidang fiqh mengatakan "Manusia lebih membutuhkan ilmu daripada kebutuhan mereka kepada makanan dan minuman, karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dalam sehari atau dua kali, sedang ilmu dibutuhkan setiap saat"
Disebutkan dalam Sunan-sunan dan Musnad-musnad hadist dari Shafwan bin Assal yang bekata bahwa aku berkata, "Wahai Rasulullah, aku datang mencari ilmu."Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Selamat datang kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya pencari ilmu itu dikelilingi para Malaikat dan dilindungi dengan sayap-sayapnya. Sebagian dari mereka menaiki sebagian yang lain hingga tiba di langit dunia karena kecintaan mereka terhadap apa yang dicari(penuntut ilmu)."
Allah SWT mencela orang bodoh dalam banyak ayat di dalam Kitab-Nya. Beberapa diantaranya adalah: yang artinaya "Tetapi kebanyakan mereka itu bodoh"(Al-An'am: 111)" Tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui. " (Al-An'am:37) juga dijelaskan bahwa kebodohan termaduk sifat penghuni neraka "Dan mereka berkata," Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami temasuk penghuni neraka yang menyala-nyala."Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaan bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala."(Al-Mulk:10-11)
Dari yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan pengembangannya mempunyai nilai urgensitas yang besar yang nota beninya pengembangan penetahuan adalah tuntutan zaman yang selalu terus maju kedepan.
Akan tetapi ilmu pengetahuan harus difungsikan untuk menciptakan nuansa harmonis didalam mayarakat pada skala kecil dan keharmonisan dunia pada skala besar, ilmu pengetahuan tidak boleh dijadikan sebagai alat untuk menghancukan sebuah tatanan, dan kalau melihat dari kaca mata Islam, ilmu pengetahuan harus tidak menyalahi aturan-aturan Allah dan bukan dijadikan sebagai alat untuk maksiat kepadaNya.

Analisis
Ilmu pengetahuan adalah sejarah keberadaan manusia dan tingkat pemahamannya terhadap fenomena alam dan meode kritis penalaran rasional manusia yang hari hari ke hari terus berkembang, khususnya pada era sekarang ini kita semakin dihadapkan dengan kompleksitas globalisasi yang persaingan dalam bidang kratifitas otak manusia dalam menciptakan kemudalahan-kemudahan bagi manusia menjadi titik yang perlu diperhatikan bagi kita khususnya Indonesia yang sampai saat ini masih banyak mengandalkan “orang lain” dari pada dirinya sendiri.
Dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan kita seharusnya senantiasa mendedikasikan hidup kita untuk pengetahuan itu sendiri secara otimal agar hasil yang diperoleh juga optimal, sebagaimana tokoh tokoh dunia baik dari Eropa maupun Arab, dan hasil dari pengetahuan yang diraih didedikasikan kembali untuk masyarakat dan dunia agar yang diperoleh bukan hanya kita pribadi yang measakanterapi yang lain juga bisa merasakannya.